Senin, 16 September 2013

aku, mereka dan ke-galauan-ku

langit cerah pagi ini seharusnya memantulkan cahaya hangat, tapi tidak dengan apa yang aku rasakan..
Dingin.. sungguh terasa dingin jiwa dan raga ini,, ingin rasanya skip aja hari ini..

lagi-lagi kejadian 5 tahun yang lalu terulang,
dan aku sangat membenci hal ini...
janjiku dulu "aku mungkin tertinggal 1 langkah di depan kalian tapi aku akan mengejar kalian hingga 1000 langkah di depan kalian"
janji tinggal janji, angan-angan yang begitu indah pupus pada hari ini.. lagi, masa itu terulang..
lagi, aku tertinggal..
dan lagi, aku tak bisa mengejarnya apalagi hingga 1000 langkah

ingin menjerit kepada dunia betapa tidak adilnya ini,
namun ketika air mata terlanjur menetes aku sadar semua ini karena salahku
aku dengan semangatku yang dulu telah memudar
aku dengan semangatku yang dulu telah terlena oleh nikmatnya kenikmatan sesaat
aku dengan semangatku yang dulu telah terkubur bersama dengan waktu yang telah berlalu

ketika temanku dengan bangga menggunakan jas almamater universitas kebanggaannya
aku masih memegang buku tips lulus SNMPTN
ketika temanku dengan bangga menggunakan toga
aku masih berkutat dengan revisian skripsiku

kalimat-kalimat positif banyak bertebaran di telingaku
kalimat penyemangat yang tak henti dari teman2 dan keluarga

diatas pedihku masih ada orang-orang hebat yang dengan setia menyemangatiku
abahku yang selalu sabar menghadai anknya
umi yang akan selalu menukar apapun yang ia punya untuk kebahagiaan anaknya
kakak-kakak yang terhebat yang tak hentinya memberi semangat adiknya
teman-teman yang begitu antusias memberikan dorongan semangat
hingga akhirnya aku malu dengan diriku sendiri yang bahkan tak pernah menyemangati diri sendiri
yang terlalu sibuk terlena dengan kesedihan
terimakasih untuk selalu menyadarkanku...
terimakasih kalian selalu menerangi jiwaku yang selalu rapuh ini..
terimakasih sekali kalian selalu ada di hidupku...

Sabtu, 06 April 2013

aWeetan Laporan



PENANGANAN GAMET BETINA













Oleh:
Insan Maulina
B1J009057









LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RERODUKSI








KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2011
I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gamet adalah sel kelamin, yaitu sel khusus dari tubuh yang membawa separoh materi genetik dari orang tuanya untuk diteruskan ke generasi berikutnya dalam proses penyatuan gamet yang disebut fertilisasi. Persiapan gamet betina untuk menuju pembuahan adalah proses oogenesis dari tahap oosit primer menjadi oosit sekunder. Induksi pematangan oosit inipun sudah dapat dilakukan secara in vitro. Dengan demikian proses persiapan gamet untuk keduanya masing-masing dapat mencapai tahap pematangan yang serentak, sinkron, bersamaan, dapat diatur secara in vitro.
Telur adalah satu-satunya sel hewan yang memiliki sifat totipotensi. Totipotensi yaitu memiliki potensi atau kemampuan berkembang menjadi individu baru dalam satuan hari atau minggu. Sifat totipotensi itu dimiliki sel telur setelah diaktivasi. Tidak ada sel lain dalam hewan tingkat tinggi yang memiliki kemampuan seperti itu.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapat menangani gamet betina dan gamet jantan termasuk menganalisis tingkat kematangan gamet betina dan gamet jantan dalam hal persiapan untuk fertilisasi.







II.                ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kateter, spuit tanpa jarum, objek glass, pipet, cawan petri, mikroskop, micrometer, haemocytometer, dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah medium untuk gamet yaitu larutan sera (60% methanol+ 30% formaldehid+ 10% asam asetat), ikan tawes, ikan lele, ikan nilem.

B.     Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum kali ini, sebagai berikut:
a.         Alat-alat disiapkan untuk pengambilan dan pengamatan gamet betina yaitu kateter, mikroskop, dan objek glass.
b.        Induk betina dipegang dengan benar.
c.         Bagian ventral dekat bagian sirip ekor, lubang-lubang pengeluaran pada ikan betina, diamati dan dikenali dengan baik.
d.        Satu ujung kateter dimasukan ke dalam lubang pengeluaran kemudian dengan ujung satunya lagi di mulut, telur disedot sehingga telur masuk ke kateter.
e.         Kateter dikeluarkan secara hati-hati dari tubuh induk dan telur dipindahkan dari dalam kateter dengan meniupkan ke dalam objek glass atau ke dalam wadah yang telah disediakan.
f.         Diameter gamet diamati dan diukur di bawah mikroskop.
g.        Jumlah telur yang dapat dikoleksi dari kateter kemudian dicatat.
h.        Ukuran gamet telur yang diperoleh dari pengukuran di bawah mikroskop dicatat dan dilaporkan.
i.          Telur ditetesi dengan larutan sera kemudian lakukan pengamatan dengan mikroskop dan hitung jumlah telur
j.          Hasil pengamatan dilaporkan dan dilengkapi dengan gambar gamet yang menunjukkan ukuran gamet yang diukur dari bagian mana sampai dengan titik/bagian mana dan berapa hasil pengukurannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Tabel pengamatan telur ikan
Jenis ikan

Jumlah telur
Warna telur sebelum ditetesi larutan sera
Warna telur setelah ditetesi larutan sera
Diameter telur setelah ditetesi larutan sera
Lele
49
kuning
Lebih gelap
Lebih besar
Nilem
23
hitam
Coklat tua
Lebih besar
Tawes
28
Coklat
gelap
Lebih besar

B.     Pembahasan
Gamet adalah sel kelamin, yaitu sel khusus dari tubuh yang memebawa separoh material genetic dari orang tuanya untuk diteruskan ke generasi selanjutnya, dalam proses penyatuan gamet yang disebut fertilisasi atau pembuahan. Ada dua sel gamet yaitu gamet jantan yang disebut spermatozoon, jamaknya spermatozoa dan sel gamet betina yang disebut telur atau ovum, jamaknya ova. Sel gamet sangat berbeda dari sel tubuh lainya yaitu bila sel tubuh akan mati bersama matinya suatu individu maka sel gamet sebagian tetap hidup dan berkembang dalam individu generasi penerus (Sistina, 2008).
Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk menjadi individu baru, setelah perkembangan tersebut diaktifkan oleh spermatozoa. Selama masa perkembangan, telur mengalami beberapa proses yang merupakan awal hidup ikan dimana berhubungan dengan stabilitas populasi ikan dalam suatu perairan (Effendie, 2002).
Hasil pengamatan saat praktikum dihasilkan telur ikan lele sebanyak 49, dengan warna kuning dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi lebih gelap serta diameternya yang menjadi lebih kecil dari sebelumnya.  Telur ikan nilem sebanyak 23, dengan warna hitam dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi coklat tua. Telur ikan tawes sebanyak 28, dengan warna coklat kehitaman dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi lebih gelap serta diameternya yang menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Larutaan sera berfungsi sebaagai larutan fiksatif.
Hasil akhir dari gametogenesis adalah telur, dimana setelah oosit mengalami fase pertumbuhan yang panjang sangat bergantung pada gonadotropin. Perkembangan diameter telur pada oosit teleostei umumnya karena akumulasi kuning telur selama proses vitelogenesis. Akibat proses ini, telur yang tadinya kecil menjadi besar. Selama oogenesis, salah satu yang paling mencolok adalah pembentukan sebuah zona tebal yang sangat berdiferensiasi yang terdiri dari membran telur, membran vitelin, zona radiata, zona pelusida dan terletak diantara lapisan-lapisan granulosa dan oosit.
Salah satu tanda yang amat jelas yang membedakan telur dari sel lainnya adalah ukurannya yang besar. Bentuknya adalah bulat atau ovoid (oval). Ukuran diamaternya adalah 100 µm pada manusia dan sea urchin dan 1-2 mm pada katak dan bangsa ikan dan beberapa cm pada bangsa burung dan reptil, dibandingkan dengan diameter sel somatic yang sekitar ± 20 µm (Sistina, 2008).
Proses pembentukan ovum berawal dari oogonium (Ovum production) . Telur ikan mempunyai rangka tulang yang bentuknya relatif besar dan berisi banyak detoplasma. Pembelahan selalu partial dan menuju ke pembentukan blastoderm. Keping lembaga berbentuk plat yang tebal terdapat pada kutub animal. Pada keping lembaga itulah terjadi pembelahan sel zigot yang akan membentuk blastoderm. Ooplasma membaur dengan detoplasma di dalam blastoderm dan berisi banyak inti yang menyebar (effendi, 2002).
Menurut Moeller (2004), telur ikan nilem berbentuk bulat dengan yolk berwarna kuning kehijauan. Diameter telur sudah masak dan belum tercelup air 0,98-1,08 mm dan setelah terbuahi diameternya 1,36-1,40 mm. yolk terdistribusi tidak merata dan dapat digolongkan pada telur tipe telolechital berat, sehingga tipe pembelaha clevagenya termasuk pembelahan meroblastik. Telur terbungkus karion dengan dilengkapi satu mikropil untuk jalan masuk spermatozoa pada saat pembuahan.
Semakin besar diameter telur berarti menggambarkan tingkat kesiapan gamet betina untuk dibuahi karena terjadi proses vitelogenesis yang merupakan proses penimbunan vitelin atau yolk atau kuning telur untuk bakal individu kelak sebagai langkah persiapan telur untuk siap dibuahi oleh spermatozoa.
Ukuran telur pada setiap spesies ikan berbeda.
Hal ini disesuaikan dengan sperma yang akan membuahi, sehingga kemungkinan terjadinya fertilisasi besar.
Semakin besar ukuran telur, semakin besar kemungkinan terjadinya fertilisasi pada ikan





IV. KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1.      Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk menjadi individu baru, setelah perkembangan tersebut diaktifkan oleh spermatozoa.
2.      Hasil pengamatan saat praktikum dihasilkan telur ikan lele sebanyak 49, dengan warna kuning dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi lebih gelap serta diameternya yang menjadi lebih kecil dari sebelumnya.  Telur ikan nilem sebanyak 23, dengan warna hitam dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi coklat tua. Telur ikan tawes sebanyak 28, dengan warna coklat kehitaman dan setelah ditambahkan larutan sera menjadi lebih gelap serta diameternya yang menjadi lebih kecil dari sebelumnya.














DAFTAR REFERENSI
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Pustaka Nusantara, Bogor.
Moeller, R. B. 2004. Biology of Fish. California Animal Health and Food Safety Laboratory. System University of California, Caifornia.
Sistina, Y. 2008. Bahan Ajar Biologi Reproduksi. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman,Purwokerto.